Pembakaran Al-Qur'an di Masjid Stockholm, HNW: Boikot Produk Swedia
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, mengecam keras pembakaran Al-Qur’an, dalam demonstrasi yang dilakukan di depan Masjid Raya Stockholm Swedia pada momentum Hari Raya Iduladha yang dirayakan oleh umat islam sedunia, Rabu (28/9).
“Saya turut mengecam keras keputusan intoleran otoritas Swedia yang membolehkan membakar Al-Qur’an. Itu adalah perilaku tidak beradab, dan suatu bentuk provokasi dan intoleransi yang harus ditolak oleh masyarakat yang mendambakan harmoni dan moderasi. Mestinya ditindak tegas, bukan malah diberi pembenaran dengan dalih apapun," kata pria yang akrab disapa HNW dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (30/6).
HNW mengingatkan pada otoritas Swedia Al-Quran merupakan kitab suci yang kandungannya mencerahkan peradaban serta menguatkan moderasi.
"Ajaran Al-Quran untuk bertukar kearifan, menebar kemaslahatan, dan kasih sayang bagi semesta, menjadi pedoman umat Islam sedunia sampai hari ini dalam mengupayakan kontribusi terbaik bagi peradaban serta mencegah segala bentuk kerusakan dan kejahatan di muka bumi,” jelas HNW.
HNW mengingatkan adanya dugaan latar belakang kebencian sektarian dari pelaku pembakaran tersebut yang beredar di tengah publik, maka otoritas Swedia tidak seharusnya membiarkan tindakan yang berpotensi membahayakan kepentingan nasional dan merusak tatanan masyarakat beradab.
“Apalagi masyarakat antar-agama di Swedia telah hidup berdampingan secara rukun dan damai, bahkan aksi pembakaran kemarin tidak berhasil memprovokasi umat Islam setempat di Swedia dan justru menjadi momentum hadirnya solidaritas antara komunitas Muslim, Kristen, dan Yahudi di Swedia yang bersama-sama mengecam aksi radikal pembakaran Al-Quran itu," ungkap dia.
"Ini fenomena positif yang terancam dirusak oleh keputusan otoritas Swedia yang membolehkan laku ujaran kebencian, provokasi dan penistaan terhadap kitab suci,” sambungnya.
Anggota DPR RI dari Dapil DKI Jakarta II itu menegaskan bahwa pembiaran intoleransi dan ekspresi kebencian ekstremis yang terjadi di Swedia, terbukti memorak-porandakan Eropa pada masa Perang Dunia II.