Pembunuh Calon Pengantin Ini Tebar Senyuman kepada Keluarga Korban Usai Rekonstruksi
“Memang saya akui dulu saya nakal. Setelah hijrah, saya sering diejek korban. Kalau saya lewat, dia suka bilang ‘Pak Ustaz, ayo makan gorengan. Mau ke mana Pak Ustaz?’ Macam-macam ejekan dia ke saya,” kata Riksa.
“Dia (korban) itu maksudnya mau nyebut saya ustaz gadungan karena dulu saya nakal seperti dia. Saya sudah ingatkan dia berkali-kali berhentilah meledek saya, tetapi dia masih saja,” imbuh pria 33 tahun ini.
Kekesalan Riksa makin memuncak ketika Syamsul, ayah korban mengancam akan menganiayanya.
Kekesalan Syamsul, kata Riksa, karena ia pernah membacok korban sekitar dua bulan lalu.
“Pernah sekitar dua bulan lalu, saya bacok korban karena saya sakit hati. Bapaknya korban marah sama saya sampai hari ini,” ungkap Riksa.
Saat ayah korban mengancam akan memukulnya, Riksa mengaku berlari ke sebuah lorong dekat rumah korban. Di sanalah ia menjumpai korban sedang duduk-duduk bersama warga lainnya. Melihat korban sedang duduk, timbul niat Riksa untuk menghabisi nyawa korban.
“Anak sama bapak memusuhi saya. Waktu saya lihat korban, nah ini dia saya habisi saja,” ujar Riksa yang pernah dua kali dipenjara karena kasus begal ini.
Tanpa pikir panjang, ia pun lalu menghujamkan sebilah pisau ke tubuh korban yang sedang duduk dalam posisi kedua tangan berpangku di dada. Akibatnya, korban tewas bersimbah darah dengan luka tusuk di lengan dan perut.