Pembunuhan Massal, Kamar Mayat sampai tak Muat
Situasi yang benar-benar gawat darurat, membuat operasi terpaksa dibatalkan. “Pasien sudah dibius dan masuk ruangan. Tapi akhirnya ditunda karena kepala UGD meminta kami untuk membantu tindakan medis di sana,” kenang Suherman saat ditemui di rumahnya kemarin (5/8).
Seluruh kru kamar operasi pun bergegas menuju UGD. Pemandangan memilukan pun tersaji di ruang gawat darurat. Beberapa pasien tergeletak di atas ranjang ruangan emergency itu.
Saking banyaknya korban, beberapa pasien pun terpaksa harus rela tergolek di lantai ruangan dengan alas seadanya.
Ada yang datang menggunakan sepeda motor. Bahkan beberapa di antaranya korban datang secara rombongan dengan menggunakan kendaraan bak terbuka.
Pasien terus datang secara bergelombang di UDG RSUD Blambangan saat itu. Ada korban yang masih anak-anak hingga lelaki yang sudah lanjut usia. Semakin siang, jumlah pasien korban pembacokan Wirjo yang memenuhi ruangan UGD semakin banyak.
Kasus yang dialami pasien ini pun sama. Mereka mengalami luka bekas sabetan senjata tajam di beberapa bagian tubuh.
Ada yang mengalami luka di bagian kepala, leher, pundak, tangan, perut, hingga luka sabetan di kaki. Tragisnya, ada beberapa korban yang datang ke UGD dalam kondisi sudah dalam meninggal dunia.
Pasien yang sudah meninggal dunia, langsung dipindahkan ke kamar mayat. Ini membuat situasi kamar mayat hampir mirip dengan UGD.