Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Pemerintah Bayangan Myanmar Minta Dipersenjatai Seperti Ukraina

Rabu, 18 Mei 2022 – 05:33 WIB
Pemerintah Bayangan Myanmar Minta Dipersenjatai Seperti Ukraina - JPNN.COM
entara berdiri di samping kendaraan militer ketika orang-orang berkumpul untuk memprotes kudeta militer di Yangon, Myanmar, 15 Februari 2021. Foto: REUTERS/Stringer

jpnn.com - Pemerintah bayangan Myanmar telah meminta bantuan internasional untuk mempersenjatai pasukan perlawanannya melawan militer yang berkuasa, merujuk pada dukungan serupa dengan yang diberikan kepada Ukraina yang memerangi pasukan Rusia.

Menurut menteri pertahanan Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) Yee Mon, orang-orang Ukraina dan milisi pro demokrasi Myanmar sama-sama berjuang untuk kebebasan dan hidup mereka.

Namun, untuk bisa menghadapi tentara Myanmar yang dipersenjatai dengan baik, dibutuhkan lebih dari sekadar solidaritas internasional.

"Sikap komunitas internasional untuk Myanmar adalah dukungan moral bagi kami dan kami berterima kasih untuk itu. Kami akan jauh lebih menghargai jika kami mendapatkan dukungan fisik seperti senjata dan dana," kata Yeen Mon dalam pernyataan bertulis tangan yang diberikan kepada Reuters.

"Dengan dukungan itu, kami akan dapat mengakhiri revolusi lebih cepat, meminimalkan hilangnya orang dan harta benda mereka."

Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta awal tahun lalu. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan lebih dari 560.000 orang telah mengungsi akibat pertempuran.

NUG, aliansi kelompok anti junta, mendeklarasikan "perang pertahanan rakyat" di pedesaan tahun lalu untuk menahan upaya militer untuk mengkonsolidasikan kekuasaan setelah tindakan keras mematikan selama berbulan-bulan terhadap protes pro demokrasi.

Sementara itu, junta telah menyatakan NUG sebagai "teroris".

Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta awal tahun lalu. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan lebih dari 560.000 orang telah mengungsi akibat konflik

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News