Pemerintah Berkomitmen Menghapus Penggunaan Merkuri, Nih Buktinya
jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengurangi dan menghapus penggunaan merkuri serta menjadikan merkuri sebagai masa lalu. Hal tersebut ditunjukkan melalui penerbitan Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2019 tentang Rencana Aksi Nasional Pengurangan dan Penghapusan Merkuri (RAN-PPM).
Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan, Beracun, Berbahaya (PSLB3) Rosa Vivien Ratnawati saat diskusi bertema ‘Merkuri Bikin Rugi’ secara daring, Rabu (13/10/2021).
Diskusi Webinar yang digelar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bekerja sama dengan United Nations Development Programme (UNDP) ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat mengenai bahaya dari merkuri yang saat ini banyak terkandung dalam produk-produk di sekitar masyarakat.
“Merkuri merupakan senyawa yang berbahaya sehingga kita harus hati-hati dan jeli dalam mencari informasi soal kandungan merkuri yang ada pada produk-produk di sekitar kita. Misalnya makanan, bisa dilihat kandungannya dan izin dari pemerintah. Soal kosmetik juga begitu, bisa dilihat izin BPOM-nya,” ujar Rosa Vivien Ratnawati.
Menurut Rosa, langkah lain pemerintah adalah menetapkan program penghapusan Merkuri pada pertambangan emas skala kecil (PESK) sebagai Program Prioritas Nasional, hingga penyusunan dan pelaksanaan peraturan pelaksanaan melalui Peraturan Menteri LHK dengan memfokuskan program penghapusan merkuri di empat bidang prioritas, yakni bidang manufaktur, energi, PESK, dan Kesehatan.
Dermatovenereologist, dr. Nenden Sobarna menjelaskan kosmetik yang mengandung merkuri memang berpotensi membuat kulit penggunanya tambah putih. Namun dampak dari senyawa tersebut sangat berbahaya bagi kulit.
Oleh karena itu, menurut dia, masyarakat harus menghindari produk-produk kecantikan yang mengandung merkuri.
“Jangan terpesona dengan testimoni-testimoni sebuah produk bisa membuat kulit Anda putih dalam waktu singkat. Kalau ternyata setelahnya Anda justru terkena penyakit, Anda sendiri yang rugi. Banyak produk-produk yang sama efektifnya, yang tidak mengandung merkuri,” kata Nenden.