Pemerintah dan Ulama Harus Mantapkan Deradikalisasi
Di masyarakat modern sekarang ini, lanjut Iwan, jaringan kelompok antagonis lebih kuat dibandingkan jaringan protagonis.
Itu akibat kurangnya komunikasi antara pemerintah dan ulama dalam menyebarkan program-program pencegahan terorisme.
Untuk melakukan ini, pemerintah bisa menggandeng NU dan Muhammadiyah untuk bersama melakukan deradikalisasi, terutama bagi mantan napi yang sudah kembali ke masyarakat.
“Yang penting program deradikalisasi terus dikembangkan dan disertai peningkatan program reintegrasi dari komunitas agar mereka tidak masuk jaringan teror lagi seperti tersangka teror Samarinda kemarin,” tegas Iwan.
Terlepas dari itu, ungkap Iwan, persatuan dan kebhinekaan penting terus dipelihara dan diperkuat untuk menciptakan kedamaian dalam lingkup NKRI.
Dengan begitu akan mendukung rasa aman publik dalam bekerja dan anak-anak bersekolah, sehingga mereka tidak akan ‘nyasar’ masuk dalam kelompok radikal.
Hal senada diungkapkan Ketua Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Ahmad Satori Ismail. Menurutnya aksi terorisme bukanlah ajaran islam.
“Islam adalah agama yang mengajarkan kelembutan, cinta kasih, dan persaudaraan. Dalam Islam tidak ada sama sekali ajaran untuk merusak, meneror, apalagi membunuh sesama manusia,” tegas Ahmad Satori.