Pemerintah Diminta Prioritaskan BBM Rendah Sulfur untuk Perbaiki Kualitas Udara
jpnn.com, JAKARTA - Pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka diharapkan menjadikan penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) rendah sulfur sebagai salah satu kebijakan strategis untuk mengatasi polusi udara di perkotaan seperto Jakarta.
Tantangan kualitas udara yang semakin menurun membuat kebijakan ini mendesak untuk diterapkan guna memenuhi standar lingkungan internasional dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Kepala Divisi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Indonesian Center for Environmental Law (ICEL) Fajri Fadhillah menilai bahwa perbaikan kualitas BBM rendah sulfur akan membawa dampak signifikan terhadap pengurangan emisi kendaraan bermotor, yang menjadi salah satu penyumbang terbesar polusi udara di perkotaan.
"Pemerintah juga harus memperhatikan pengembangan transportasi publik yang lebih terjangkau dan ramah lingkungan," ujar Fajri dalam pernyataannya, Minggu (20/10).
Fajri juga menegaskan bahwa pemerintahan Prabowo-Gibran harus tegas dalam mengalokasikan subsidi BBM secara tepat sasaran, agar anggaran negara dapat digunakan untuk mendukung produksi BBM rendah sulfur.
Menurutnya, pengaruh konflik kepentingan dalam pemerintahan baru ini akan diuji dalam hal kebijakan energi.
"Subsidi BBM seharusnya tidak dinikmati oleh golongan yang mampu, dan alokasinya bisa dialihkan untuk peningkatan kualitas BBM. Ini akan menjadi ujian bagi pemerintahan Prabowo-Gibran dalam mengelola kepentingan publik dan sektor energi," tambahnya.
Lebih lanjut, partisipasi publik juga menjadi hal penting dalam menyusun kebijakan lingkungan. Fajri menilai bahwa kebijakan yang berdampak luas seperti penggunaan BBM rendah sulfur perlu didiskusikan secara terbuka dengan masyarakat untuk mendapatkan masukan dan dukungan yang lebih luas.