Pemerintah Disarankan Mendorong Penggunaan Transaksi Elektronik
jpnn.com, JAKARTA - Ekonom Universitas Padjadjaran Kodrat Wibowo mengatakan, makin maraknya penggunaan transaksi elektronik di Indonesia harus terus didukung secara positif. Pasalnya, mendorong efisiensi sekaligus menahan inflasi.
“Keuntungan yang paling terasa adalah efisiensi waktu dan fisik,” ujar dia saat dihubungi, Rabu (3/5).
Efisiensi tersebut berupa pemangkasan waktu transaksi oleh masyarakat, sehingga mempercepat pelayanan dan penghematan waktu.
Keberadaan para pengguna transaksi elektronik juga mempercepat pembentukan komunitas non-tunai (cashless society) yang bisa mengurangi peredaran uang di masyarakat.
Kodrat mengatakan, semakin sedikitnya uang beredar secara tidak langsung akan memengaruhi inflasi. Sebab, salah satu penyebab kenaikan inflasi adalah tingginya peredaran uang.
“Kalau dia tidak pegang uang tentu keinginan membelanjakan uang lebih kecil ketimbang terbiasa menyimpan uang dalam bentuk tunai,” ujar Kodrat.
Data Bank Indonesia mencatat dalam tiga tahun terakhir transaksi elektronik melonjak tajam. Pada 2016, transaksi elektronik tercatat 683,13 juta transaksi dengan nilai Rp 7,06 triliun.
Jumlah tersebut naik tajam dibandingkan 2015 sebanyak 535,58 juta transaksi senilai Rp 5,28 triliun dan tahun 2014 sebanyak 203,37 juta transaksi senilai Rp 3,32 triliun.