Pemetik Buah Asal Indonesia Kehilangan Pekerjaan Karena Kebakaran Hutan Australia
Kemudian ia mencoba kembali ke Tumbarumba, tapi hanya bertahan satu malam, karena merasa tenggorokannya panas akibat asap yang tebal dan tidak ada sambungan listrik dan sinyal telepon.
"Sedih sekali melihat warga yang kehilangan rumah tinggal dan perkebunan mereka dalam sesaat menjadi kota mati."
Rofiq mengaku ia tidak mendapat kompensasi apa-apa dari agen penyalur kerjanya, tapi mendapatkan pilihan untuk bekerja di perkebunan atau pertanian lainnya.
Akibat kebakaran, Rofiq sekarang harus pindah ke pulau Tasmania dengan bekerja sebagai pemetik buah cherry untuk dua atau tiga minggu ke depan.
"Menurut saya pribadi, sepertinya ada kemungkinan susah mendapat kerja di perkebunan ke depannya, karena banyak lahan terbakar," ujar pria berusia 30 tahun tersebut.
Peserta WHV menggalang dana
Rasa iba terhadap bencana kebakaran hutan muncul di kalangan para pemuda peserta WHV, karena merasa Australia sudah seperti "rumah kedua".
Seperti yang dijelaskan Adhi Sappareng, admin grup WHV Indonesia di Facebook, yang memprakarasi penggalangan dana untuk korban bencana kebakaran.