Pemilih Kritis: Ganjar Pertama, Prabowo Turun, Anies Ketiga
Misalnya, pada 2020 Prabowo terlihat paling kuat, tetapi 2021 hingga akhir 2022, Ganjar menjadi paling kuat.
Mulai awal 2023, Prabowo kembali menguat, menggeser posisi nomor dua Anies, sejak Presiden Jokowi secara terbuka mendukung Prabowo.
Deni menyebutkan puncak dukungan pada Prabowo adalah pascakeputusan FIFA membatalkan pelaksanaan Piala Dunia U20 di Indonesia, di mana Menteri Pertahanan itu mendapat dukungan 18,3 persen, dan Ganjar turun signifikan menjadi 13 persen.
Setelah itu, Ganjar mulai pulih dan menguat signifikan seusai PDI Perjuangan mengumumkan Ganjar sebagai calon presiden.
"Sejak keputusan FIFA hingga pascapengumuman PDIP, Ganjar mengalami pemulihan berarti dari 13 persen menjadi 20,8 persen, atau naik 7,8 persen," ujarnya.
Namun, Deni menilai elektabilitas Ganjar dan Prabowo masih seimbang ketika simulasi dilakukan untuk empat calon presiden yang sudah diputuskan oleh partai mereka masing-masing.
"Kalau calonnya Airlangga, Anies, Ganjar, dan Prabowo, dalam survei terakhir para pemilih kritis, Ganjar dipilih oleh 30,4 persen, Prabowo 29,5 persen, Anies 19,8 persen, dan Airlangga 2,9 persen. Sisanya belum menentukan pilihan. Ini mengindikasikan bahwa Ganjar dan Prabowo bersaing ketat di kalangan pemilih kritis sekarang ini," kata Deni.
Dia juga menjelaskan Prabowo terlihat lebih bisa menyerap pemilih kritis yang sebelum empat nama itu memilih nama-nama lain.