Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Pemilu Terbuka & Twit 'False Flag' Denny Indrayana

Kamis, 15 Juni 2023 – 19:09 WIB
Pemilu Terbuka & Twit 'False Flag' Denny Indrayana - JPNN.COM
Mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM Denny Indrayana. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com - Dunia terasa gelap kalau memakai kacamata Prof. Denny Indrayana. Beberapa hari belakangan ini, Denny rajin mengetwit di media sosial untuk 'membocorkan' keputusan Majelis Konstitusi (MK) atas permohonan untuk mengubah sistem pemilu proporsional terbuka menjadi tertutup.

Denny juga rajin menulis surat terbuka ke berbagai pihak untuk mengingatkan elite politik waspada terhadap apa yang disebutnya gerakan membajak demokrasi.

Banyak yang menyukai twit yang disebut oleh Denny sebagai bocoran penting itu. Namun, banyak juga yang gerah.

Menko Polhukam Moh Mahfud MD termasuk yang merasa gerah oleh twit Denny. Salah satu yang membuat Mahfud kesal ialah klaim Denny bahwa MK akan mengembalikan sistem pemilu menjadi tertutup seperti yang berlaku di masa Orde Baru.

Ternyata info bocoran dari Denny itu salah. Kamis hari ini (15/6), MK memutuskan pemilihan umum legislatif tetap memakai sistem proporsional terbuka.

Artinya, siapa pun caleg yang memperoleh suara terbanyak dan memenuhi syarat perolehan kursilah yang berhak lolos ke parlemen. Kalau MK memutuskan sistem pemilu tertutup, hal itu akan terjadi setback alias mundur ke zaman Orde Baru.

Ketika itu. partai politik menjadi penentu siapa yang bakal menjadi pemenang kontes legislatif. Biasanya, caleg yang menempati nomor urut 1 akan otomatis menjadi legislator.

Banyak yang deg-degan selama berminggu-minggu menanti kepastian keputusan MK. Banyak yang percaya pada teori konspirasi bahwa MK sudah disandera oleh kekuatan politik tertentu yang menginginkan agar sistem dikembalikan kepada zaman kuno.

Serangan pre-emptive berikut yang patut diwaspadai adalah cuitan Denny Indrayana tentang Presiden Joko Widodo layak dimakzulkan atau di-impeach.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News