Pemkab Klungkung Berinovasi demi Genjot Kualitas Garam Lokal
jpnn.com, KLUNGKUNG - Pemerintah Kabupaten Klungkung di Bali menggulirkan inovasi demi meningkatkan kualitas produksi garam lokal. Selama ini, kabupaten di sisi tenggara Pulau Bali itu dikenal sebagai penghasil garam laut.
Namun, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mendorong petani tidak hanya menghasilkan garam laut. Pemkab Klungkung pun menggandeng Koperasi Lembaga Ekonomi Pengembangan Pesisir (LEPP) Mina Segara Kusamba telah melakukan penelitian guna mengubah garam tradisional hasil petani menjadi boryodium.
Menurut Suwirta, progra yang telah bergulir sejak Desember 2017 itu bertujuan menjadikan garam produksi petani lokal bernilai jual tinggi. “Sekarang kami sedang menyiapkan sistem produksi untuk membuat pengolahan garam menjadi lebih baik serta bernilai jual tinggi,” ujarnya di Desa Pesinggahan, Klungkung, Sabtu (14/01).
Suwirta menjelaskan, produksi garam sangar tergantung pada cuaca. Ketika curah hujan dan kelembaban tinggi maka hal itu menghambat evaporasi.
“Menjadikan air laut jadi air tua (bahan baku garam, red) menjadi agak lambat. Ini membuat produktivitas menurunkan sampai 83 persen,” tuturnya.
Selain itu, proses pembuatan garam secara tradisional juga membuat hasilnya kurang optimal. Padahal, garam yang baik juga harus sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI).
“Kadar NaCL pada garam lokal masih pada angka 90 persen, sementara batas kualitas garam beryodium untuk konsumsi minimal 94 persen,” sebutnya.
Karena itu Pemkab Klungkung berupaya memurnikan garam produksi petani sehingga memiliki kandungan NaCL di atas 94 persen. Dengan demikian, garam produksi petani tradisional di Klungkung juga bernilai jual.