Pemprov DKI Minta Rp 2 M untuk Pencitraaan di Medsos
Kendati demikian, peran media mainstream tetap harus dilibatkan. Karena, mereka tetap menjadi acuan atau sumber untuk mencari informasi atau berita.
“Perangkat yang ada selama ini memang belum bisa menyampaikan program-program dari Pemprov DKI,” terang Gembong.
Gembong mengaku, sepanjang anggaran tersebut digunakan untuk optimalisasi informasi kepada publik, jumlah tersebut dinilai relatif kecil. Apalagi, ke depan anggaran tersebut digunakan untuk bersinergi dengan media mainstream.
“Kalau hanya untuk Medsos ya terlalu besar. Jadi penggunaannya harus bersinergi dengan media mainstream,” ujarnya.
Sementara itu, masyarakat Jakarta menilai, pengajuan anggaran Rp 2 miliar untuk medsos merupakan jumlah yang terlalu besar. Mereka pun mengungkapkan ketidaksetujuannya dengan program tersebut.
“Ini humas pak Anies mau jadi buzzer apa kali yah, kok anggaran medsos aja mencapai miliaran rupiah,” sindir Iyus, warga Pademangan Jakarta Utara. (nas)