Pemuda & Mahasiswa Buddha Sikapi Rencana Pemerintah Naikkan Tiket Masuk ke Candi Borobudur
jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah berencana menaikkan tarif tiket masuk ke Candi Borobudur seharga Rp 750 ribu untuk wisatawan lokal. Belakangan rencana itu dikaji ulang, lantaran menuai penolakan di masyarakat.
Organisasi kepemudaan dan mahasiswa Buddha, terdiri dari PP Hikmahbudhi, DPP Gemabudhi, DPP Patria dan DPP Dharmapala Nusantara ikut menyikapi rencana pemerintah menaikkan tarif tiket masuk ke Candi Borobudur.
Mereka menolak kenaikan harga tiket masuk ke Candi Borobudur dengan alasan konservasi.
“Sebab ancaman konservasi itu ada pada perilaku dan jumlah pengunjung ketika naik ke atas struktur bangunan candi, situs yang berusia lebih dari 1.000 tahun itu tentu membutuhkan perlindungan,” kata Ketua Umum PP Hikmahbudhi Wiryawan dalam konferensi pers di Vihara Tao Se Bio, Glodok, Jakarta, Kamis (9/6).
Menurut dia, jika kebijakan menaikkan tiket masuk dengan alasan konservasi, apalagi menjaga kesucian lokasi yang juga menjadi tempat ibadah bagi umat Buddha tersebut, maka pengunjung seharusnya sama sekali tidak diperbolehkan naik ke atas.
“Kecuali tamu khusus yang diizinkan pemerintah dan umat Buddha yang beribadah karena Candi Borobudur merupakan tempat suci bagi umat Buddha. Oleh karena itu, aturan mengunjungi tempat suci harus ditegakkan seperti situs suci atau tempat ibadah agama-agama yang ada di Indonesia," ujar Wiryawan.
Wiryawan menilai perumusan dan penetapan kebijakan pengelolaan Candi Borobudur kurang menggunakan pendekatan keagamaan yang berfungsi sebagai tempat peribadatan umat Buddha dan minimnya pelibatan komunitas umat Buddha.
“Hal ini menunjukkan adanya upaya komodofikasi, industrialisasi budaya, dan komersialisasi Candi Borobudur menjadi sebuah objek bisnis wisata belaka,” tegas Wiryawan.