Pemuda Sumsel Komitmen Menjaga Kerukunan Beragama
Pemuda Sumsel meninjau Gereja Katolik yang rusak di Desa Mekar Sarijpnn.com, PALEMBANG - Puluhan aktivis organisasi kemasyarakatan dan kepemudaan dari berbagai lintas agama di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Sabtu (10/3) berkomitmen untuk menjaga kerukunan kehidupan antarumat beragama di wilayah tersebut.
Komitmen tersebut terlihat dari solidaritas bersama untuk meninjau sebuah Gereja Katolik yang rusak akibat tindakan kelompok tak bertanggung jawab pada Kamis (8/3) dini hari. Gereja tersebut berlokasi di Dusun 3, Desa Mekar Sari, Kecamatan Rantau Alai, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan.
Beberapa Organisasi Kepemudaan yang ikut meninjau gereja tersebut antara lain GP Anshor, Banser NU, Pemuda Pancasila, PMII, HMI, IPPNU, GAMKI, GMKI, HPP MURATARA, IPTI, PMKRI dan Pemuda Katolik. Organisasi ini terhimpun dalam Forum Pemuda NKRI dan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK), Forum Pemuda Kerukunan Umat Beragama (FPKUB) Provinsi Sumsel. Mereka bersama-sama mengunjungi dan meninjau gereja yang rusak itu.
Kunjungan para pemuda lintas agama ini mendapat sambutan hangat oleh Ketua Stasi Gereja Santo Zakaria, Camat, POLRESTA, Anggota DPRD serta masyarakat Desa Mekar Sari.
“Kami merasa terhibur dan mendapat dukungan atas kunjungan ini. Kunjungan ini menunjukkan bahwa kami tidak sendiri. Kehadiran para pemuda menunjukkan bahwa orang muda di Sumatera Selatan selalu bergandengan tangan menjaga dan mendukung satu sama lain,” ucap pengurus Gereja Katolik di Desa Mekar Sari, Irenasius.
Dalam kunjungan tersebut digelar dialog bersama yang melibatkan para pemuda lintas agama, tokoh masyarakat dan tokoh agama, unsur pemerintah daerah serta jajaran aparat keamanan baik Polri maupun TNI.
Sekretaris Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Sumsel, Ahmad Marzuki menegaskan insiden perusakan gereja ini murni tindakan kriminal. “Tidak ada kaitannya dengan unsur SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan, red),” tegas Ahmad Marzuki seperti dilansir dalam siaran pers diterima redaksi JPNN,com, Sabtu (10/3).
Ahmad Marzuki yang juga Ketua rombongan saat meninjau gereja tersebut, mengatakan Desa Mekar Sari pada dasarnya selalu hidup rukun dan berdampingan. “Sejauh ini tidak pernah terjadi konflik SARA di desa ini. Komunikasi antarmasyarakat selalu terjaga baik,” katanya.
“Di Desa Mekar Sari terdapat tiga rumah ibadat yang selama ini melaksanakan kegiatan keagamaan dengan rukun dan damai,” kata Ahmad Marzuki lagi.