Pencurian di Supermarket Australia Meningkat, Susu dan Krim Wajah Jadi Sasaran
Banyak supermarket dan toko-toko di Australia yang tidak lagi menggunakan jasa petugas kasir untuk proses pembayaran, melainkan diganti dengan sistem 'self-serve checkout'.
Pencurian di dalam toko
- 50 persen kerugian di sektor ritel disebabkan pencurian yang dilakukan pembeli di dalam toko
- Kebanyakan pelaku menganggap toko-toko sudah mendapat keuntungan
- Hanya 20 persen sektor ritel merasa puas dengan cara pihak berwajib menangani kasus pencurian
Dengan sistem ini pembeli bisa langsung ke mesin-mesin pembayaran, memindai kode yang menempel pada kemasan produk, kemudian memasukkan uang tunai atau membayarnya dengan kartu.
Terdengar memudahkan bagi pembeli, tetapi sistem 'self-serve checkout' menjadi salah satu penyebab meningkatkan tingkat pencurian di toko-toko dan supermarket.
Sebuah studi terbaru yang melibatkan lebih dari 9.000 toko di Australia dan Selandia Baru menemukan tingkat pencurian telah meningkat secara drastis dalam dua tahun terakhir.
50 persen kerugian yang dialami sektor ritel di kedua negara tersebut disebabkan oleh pencurian yang terjadi di dalam toko, demikian hasil survei kejahatan di sektor ritel Australia dan Selandia Baru.
Sepanjang tahun keuangan tahun lalu, jumlah total kerugian yang dialami oleh toko-toko yang berpartipasi dalam survei mengalami kerugian lebih dari $3,3 miliar, atau sekitar Rp 33 triliun, akibat pencurian yang dilakukan pembeli.