Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Pendongeng Michio Kaku dari Ciheras

Oleh Dahlan Iskan

Senin, 23 Juli 2018 – 11:33 WIB
Pendongeng Michio Kaku dari Ciheras - JPNN.COM
Dahlan Iskan. Ilustrasi: Jawa Pos

Dalam seratus hari cicilan itu lunas. Kambing kurusnya pun jadi gemuk. Makannya cukup. Saat dijual hasilnya lebih banyak. Ricky mencari pembeli yang berdasar berat.

Dengan bukti itu Ricky melangkah ke petani. Di atas-atas gunung. Mencari pemilik kambing kurus.

Kalau kambing mereka bisa gemuk akan dibeli berdasar kg: Rp60.000/kg. Kini mereka rajin mencari rumput. Sebagian dijual ke Ricky. Sebagian untuk kambing mereka sendiri.

Ketika lebaran haji tiba Ricky menjual kambing-kambing jantannya. Mempertahankan kambing betinanya: untuk anakan.

Anak kambing itu akan diserahkan ke petani. Untuk dipelihara. Dengan sistem paro: pemelihara dapat separo hasilnya.

Kini Ricky punya lebih 200 kambing indukan. Di Ciheras.

Para santrinya ikut membantu memelihara kambing. Setidaknya ikut ke desa-desa. Ke gunung-gunung. Menimbang kambing. Dengan timbangan yang dibawa dari Ciheras. Untuk memonitor perkembangan kambing. Dari bulan ke bulan. Para mahasiswa senang. Seperti ikut KKN. Yang lebih nyata.

Saat Magrib tiba Ricky menjadi imam. Bagi yang Islam. Demikian juga Isya.

Anak muda yang pernah 14 tahun di Jepang itu menetap di satu desa pinggir laut selatan. Di pelosok Tasikmalaya. Di situ ia bikin pondok pesantren teknologi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close