Pendukung Ahok Diminta Tak Perpanjang Drama
"Mungkin @TsamaraDKI bisa lebih paham atas kinerja Anies kalau berkenan merujuk pada sumber yang jelas. Untungnya, @TsamaraDKI tidak perlu absen kuliah atau menunda kerja magang di Balaikota," demikian tulisan Andrian.
Dia juga "mematahkan" opini Tsamara, bila Anies menjilat ludahnya dengan merobek "tenun kebangsaan" yang digagasnya, lantaran menyambangi Sekretariat DPP Front Pembela Islam (FPI) di Petamburan, Jakarta, Ahad (1/1) lalu.
Namun sebelumnya, Andrian menyarankan, Tsamara yang mempersoalkan tindakan FPI yang melakukan pelanggaran hukum ke aparat, agar ranah hukum yang bekerja.
"Dan urusan selesai tanpa banyak drama," tulisnya.
"Kalau yang @TsmaraDKI persoalkan itu pemikiran FPI, @TsamaraDKI tinggal counter dengan pemikiran alternatif. Semua orang bebas berfikir," sambungnya.
Andrian pun mengingatkan, ketika menjabat Mendikbud, Anies berani menentang sweeping karya tulis yang dianggap provokatif atau memuat info hoax. Sebab, menurut Anies, negara tidak berhak mengatur pikiran orang.
"Budayakan bangsa untuk baca aja sulit, bagaimana buku mau disweeping," tulis Andrian mengutip pernyataan Anies beberapa waktu lalu.
Bagi Andrian, bergabungnya Anies bersama Gerindra-PKS pada Pilkada DKI 2017 maupun bertemu FPI memang agenda politik. Namun, tak bisa disimpulkan Anies merusak gagasannya tentang "tenun kebangsaan".
Justru, Andrian menganggap tudingan tersebut terlalu emosional. "Penghakiman bahwa berkunjung dan dialog memiliki arti "sepakat atas semua pemikiran dan tindakan" itu emosi yang terlalu dipaksakan," tulisnya.