Peneliti Dunia Kembangkan Otak Buatan dari Sel Kulit Manusia
Ia menambahkan, "Jadi itu memberi kami akses yang luar biasa untuk mengetahui ketika sesuatu berjalan salah, seberapa besar salahnya, dan mungkin suatu hari kami akan mencari cara untuk memperbaikinya."
Media ‘The Guardian’ melaporkan, beberapa peneliti yang mereka hubungi khawatir bahwa data ini masih dirahasiakan dan belum melalui kajian sejawat.
Mereka mengatakan, hal ini membuat kondisi menjadi tak memungkinkan untuk menilai kualitas dan dampak dari otak buatan tersebut.
Temuan ini bantu Alzheimer’s dan Parkinson’s
Profesor Rene mengutarakan, otak buatan ini bisa memiliki dampak yang besar pada penelitian penyakit neurologis/syaraf dan akan mempercepat penelitian.
"Saya pikir ini etis, karena akan membuat prediksi lebih besar atas apa yang akan terjadi pada seorang pasien yang diberi obat, baik pada sisi efikasi dan efek samping," kemukanya.
Ia berujar, "Anda tak perlu langsung melompat dari hewan pengerat ke manusia. Itu akan menjatuhkan biaya uji klinis secara dramatis - Ini adalah hal yang jauh lebih murah untuk dilakukan ketimbang uji klinis.”
"Saya pikir kapasitas prediksi akan menjadi fenomenal karena ini manusia," sambungnya.