Penembakan Brigadir J di Rumah Irjen Ferdy Sambo Bukan soal Senior Junior, tetapi
Menurut Reza, personel yang rasional akan tampak, misalnya, ketika dia memberikan hormat kepada personel lain yang berpangkat lebih tinggi. Berpikir secara cermat dan hati-hati itu merupakan system 2 thinking.
Persoalannya, situasi yang personel polisi hadapi tidak selalu ideal, bahkan, sesuai tuntutan situasi, tempo-tempo personel harus berhadapan dengan situasi kritis, genting, ditandai oleh pertaruhan hidup atau mati, terbunuh atau membunuh, ditembak atau menembak.
"Dalam kondisi semaut itu, rasionalitas tidak mungkin dikerahkan, bahkan justru sangat tidak tepat apabila personel yang saat itu tengah bergelut dengan bahaya ekstrem, tetap berpikir rasional," tutur Reza.
Dia mengatakan dalam kondisi seperti itu, berpikir rasional justru akan berakibat fatal bahkan mematikan.
Baca Juga: Kematian Brigadir J Diusut Sesuai Arahan Kapolri, Fakta Akan Diungkap
Dari situ, lanjut Reza, bisa dipahami bahwa perhatian terhadap pangkat dan jabatan tidak akan berfungsi, manakala seorang personel sedang berada dalam kegentingan yang memaksanya untuk mendahulukan keselamatan dirinya di atas hal-hal lain.
"Proses berpikir instan bahkan intuitif itu diistilahkan sebagai system 1 thinking," lanjut penyandang gelar MCrim (Forpsych-master psikologi forensik) dari Universitas of Melbourne Australia itu.
Pria asal Indragiri Hulu, Riau itu menyebut dalam situasi tembak-menembak, apalagi dengan jarak dekat, terlebih jika situasi itu sama sekali tidak diduga oleh si personel, sangat kecil kemungkinan personel tersebut akan hirau pada pangkat dan jabatan personel lain yang tengah mengarahkan senjatanya.