Pengabdian Mbah Simen 12 Tahun Jaga Perlintasan KA
Perlintasan KA tak berpalang itu paling malam dijaga sampai pukul 23.00. ‘’Saya sudah semakin tua, enggak kuat kalau harus berjaga seharian penuh,’’ sedihnya.
Dalam mengemban tugas mulia itu, Mbah Simen kerap dipandang sebelah mata. Padahal, pekerjaan itu dilakoninya semata menjaga keselamatan pengendara yang melintas.
‘’Tapi saya terus jalan karena ini sangat penting. Libur sehari saja selalu kepikiran bagaimana kalau sampai terjadi kecelakaan,’’ aku warga RT 8 RW 5, Desa Banyukambang, Kecamatan Wonoasri, itu.
Tidak banyak apresiasi yang didapatkannya. Jika sepi, paling banter hanya mendapat penghasilan sekitar Rp 50 ribu. Sementara dari PT KAI hanya memberikan rompi, atribut bendera, dan peluit.
‘’Kalau pas mau Lebaran saja dapet THR dari kecamatan,’’ pungkasnya. **(fin)