Pengalaman Hijabi Indonesia Menonton Pacuan Kuda Melbourne Cup
"Ada satu ibu-ibu yang menghampiri saya dan mengatakan 'saya suka sekali topi kamu, terlihat indah, dan saya juga pernah datang ke acara-acara Muslim dan Yahudi...dan kamu sepertinya tahu bagaimana menggabungkan baju dan aksesoris'," ujar Risa.
Risa tidak terlalu mau mempermasalahkan kehadirannya ke Melbourne Cup. Bersama dengan suaminya Zaki Ahmad dan anak laki-lakinya Zaidan Aksata, mereka hanya ingin datang mendapatkan pengalaman datang ke salah satu pesta olahraga terbesar di Australia.
"Kami hanya ingin merasakan suasana yang sangat khas Melbourne, yakni Melbourne Cup," ucap Zaki yang mengaku harus mengendong Zaidan di pundaknya agar anaknya bisa melihat pacuan kuda.
Anak-anak memang diperbolehkan menonton pacuan kuda dengan pengawasan orang dewasa. Bahkan ada satu hari yang khusus diperuntukkan bagi keluarga yang membawa anak-anak.
"Kita sejauh ini memang mencari apa yang tidak bisa didapat dan dirasakan di Indonesia, seperti pengalaman-pengalaman yang hanya ada di Australia, dan Melbourne Cup ini hanya ada di Melbourne, tidak ada di tempat lain," tambah Risa.
Kehadirannya ke Melbourne Cup mungkin akan mendapat pertentangan dari beberapa teman Muslim-nya. Tetapi Risa menegaskan di halaman Facebooknya bahwa mereka menikmati datang ke acara itu, tidak ikut taruhan, atau minum alkohol, dengan pakaian yang seadanya tidak baru atau pun tidak mahal, tapi mereka puas karena bisa mendapatkan pengalaman sekali seumur hidup tersebut.
Mereka mengakui jika harus pulang sesaat setelah pacuan kuda utama yang merebutkan Melbourne Cup usai digelar karena Risa masih memiliki tugas kuliah yang harus diselesaikan.
Zaki dan putranya Zaidan di tengah kerumunan penonton Melbourne Cup. Foto: Risa Firstiyani. Risa mengaku sempat mengalami kesulitan mencari baju yang pas. Foto: Risa Firstiyani.