Pengamat: KUR Membantu Sektor Pertanian dari Hulu hingga Hilir
Terkait dengan bunga 6 persen yang diberikan, lanjut Bhima, sudah cukup bagus bagi sektor pertanian. Masalah dilapangan menurutnya, bukan soal tingkat bunga, tapi soal plafon KUR tanpa jaminan yang sebaiknya dinaikkan menjadi Rp100-150 juta per pengajuan kredit.
"Sebagian besar penyaluran KUR pertanian melibatkan bank, seharusnya lembaga keuangan non-bank juga bisa dilibatkan lebih besar dalam penyaluran KUR karena paham situasi di level mikro atau daerah. Bank penyalur KUR sebaiknya didorong untuk lakukan channeling dengan lembaga keuangan non bank seperti koperasi tapi tetap memegang prinsip kehati-hatian," paparnya.
Selain itu, ekomom dari Indef tersebut mengatakan, dalam situasi pandemi sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan sektor pertanian. Melihat berbagai negara fokusnya saat ini ketahanan pangan, selain penanganan pandemi covid19, Indonesia harus berikan stimulus all-out ke sektor pertanian.
"Misalnya mulai dari mendorong teknologi di pertanian, pemberian bantuan pupuk yang lebih efektif, bantuan bibit unggul, sampai mendorong BUMN agar menjadi off-taker dalam menyerap produk hasil pertanian," katanya.
Oleh karena itu, kata kata Bhima, pemerintah juga disarankan memfasilitasi produk pertanian untuk ekspor. Hambatan seperti sertifikasi mutu produk pertanian di negara tujuan ekspor, sertifikasi pangan organik, sampai dengan hambatan non-tariff bisa dibantu oleh pemerintah.
"Peran marketplace cross-border atau perdagangan digital lintas negara juga perlu dimanfaatkan untuk penetrasi kepasar-pasar yang baru. Kalau petani Indonesia bisa menjual konyaku dari tanaman porang atau petis Ikan dari Madura sampai ke Malaysia dan Vietnam lewat e-commerce kan bagus sekali peluangnya," tutup Bhima. (dil/jpnn)