Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Pengamat Nilai Kasus Saracen Terkait Pilkada DKI

Rabu, 30 Agustus 2017 – 17:09 WIB
Pengamat Nilai Kasus Saracen Terkait Pilkada DKI - JPNN.COM
Produsen hoaks yang tergabung dalam sindikat Saracen (berpakaian seragam tahanan warna oranye) di Mabes Polri, Rabu (23/8). Foto: Ilham Wancoko/Jawa Pos

jpnn.com, JAKARTA - Kepolisian dinilai masih dangkal dalam upaya membongkar sindikat Saracen yang diduga menyebarkan berita bohong bernuansa SARA di media sosial.

Hal ini justru memicu reaksi berlebihan dan beringas di media sosial.

"Ini soal yang agak absurd. Tadi diterangkan kepolisian, sedang didalami, nah ini berarti masih dangkal dan inilah yang memicu keberingasan. Dan ini beredar dengan cepat di sosial media real time," kata Prof Rocky Gerung, Pengamat Politik dan Filsafat Universitas Indonesia dalam acara ILC, tadi malam.

Dia mencontohkan, seperti yang kini beredar di medsos, disebutkan dalam postingan anonim bahwa dirinya satu kubu dengan Jonru. Dikatakan ini dan itu serta kemudian dibumbuhi dengan informasi yang bermacam-macam, yang memicu netizen lain berkomentar negatif.

"Kedangkalan ini tumbuh karena kekurangan berpikir," tegasnya.

Soal Saracen ini jika dirunut terkait dengan suasana Pilkada DKI Jakarta yang tetap terbawa hingga beberapa bulan ini.

"Bila kita anggap Saracen ini sebagai text maka di belakangnya ada pre-text dan sub-text. Pre-text-nya jelas adalah pilkada gubernur DKI. Kemarahan itu terbawa setelah beberapa bulan. Sementara subtext nya tergantung apa yang diinginkan oleh masyarakat politik, " sambungnya.

Sementara terkait hoaks, menurutnya, saat ini sudah dikerdilkan artinya menjadi kebencian kepada pemerintah.

Kepolisian dinilai masih dangkal dalam upaya membongkar sindikat Saracen yang diduga menyebarkan berita bohong bernuansa SARA di media sosial.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close