Pengamat Sebut Eddy Soeparno PAN Terbiasa Memaklumi Perilaku Korup
Huda menambahkan, dalam kasus OTT terhadap Walikota Kendari Adriatma Dwi Putra dan ayahnya yang juga calon gubernur Sulawesi Tenggara Arsun, keduanya kader PAN.
“Pak Eddy menyalahkan mahalnya biaya politik di Indonesia dan meminta KPK lebih focus kepada pencegahan dibandingkan dengan penindakan,” terang Huda.
“Pak Eddy mengklaim penerapan zero tolerance atau tidak mentoleransi terhadap kasus korupsi, tetapi juga menekankan asas praduga tak bersalah terhadap kader-kader PAN yang tersangkut korupsi,” tambahnya.
Eddy Soeparno, lanjut Huda, juga menyatakan PAN siap memberikan bantuan hukum kepada kader-kadernya yang terkena “musibah” jika diminta. Hal serupa dilakukan pula dalam kasus penipuan visa haji yang melibatkan caleg PAN dan Alumni 212, ustaz Buchari Muslim.
“Pak Eddy menyebut Buchari sebagai ulama yang memiliki rekam jejak baik dan meminta polisi tidak perlu melakukan penahanan,” beber Huda.
Huda sangat menyayangkan sikap dan pernyataan-pernyataan Eddy tersebut.
“Sikap pemakluman ini apakah bagian dari cara berpikir atau budaya biasa melihat korupsi? Karena kakaknya juga OTT KPK dan bapak beliau juga diduga terlibat kasus pembelian pesawat garuda,” pungkas Huda. (dil/jpnn)