Pengampunan Pajak dengan Sedekah Krishi Kalyan
Oleh Dahlan IskanLewat tax amnesty.
Tahun ini pun Modi mendapat persetujuan untuk menjalankan program pengampunan pajak. Agar dana gelap yang ngendon di luar negeri itu bisa ditarik pulang.
Tentu ada pro dan kontranya. India saat ini juga lagi dilanda pro-kontra itu. Tapi, karena partainya menguasai parlemen, Modi tidak banyak mengalami kesulitan.
Sebenarnya Modi sudah mencoba satu jenis program pengampunan pajak tahun lalu. Tapi kurang sukses. Hasilnya sangat minim. Hanya 0,07 persen dari target. Itu karena pemerintah terlalu galak: dendanya terlalu tinggi. Agar rakyat tidak marah. Pembayaran pokok dan denda dana gelap itu 60 persen.
Misalnya, Anda mengaku uang gelap Anda Rp 1 miliar. Anda ingin uang itu tidak gelap lagi. Untuk menjadi terang, Anda harus membayar Rp 600 juta (60 persen). Ternyata orang memilih biar saja uangnya tetap gelap.
Tahun 2016 ini strategi itu diubah. Anda cukup dipotong 45 persen. Perinciannya: 30 persen untuk pajak resmi (seperti pembayar pajak pada umumnya), 7,5 persen untuk denda, dan yang 7,5 persen untuk sedekah. Uang sedekah itu peruntukannya sudah ditentukan: untuk petani dan pembangunan pedesaan. Di India, 7,5 persen itu disebut sedekah Krishi Kalyan.
Uang sedekah itu rupanya untuk meredakan emosi masyarakat miskin. Terutama mereka yang sudah telanjur membayangkan mimpi akan dapat bagian 2 juta. Mereka begitu tertarik pada kampanye Modi saat itu. Yang mengatakan kalau semua dana gelap itu dibagi rata ke seluruh penduduk, tiap orang bisa dapat 2 juta rupee. Sama dengan sekitar Rp 400 juta. Mereka pun, dalam pemilu, ramai-ramai memilih partai Modi.
Belakangan mereka para krishi (petani) yang belum kalyan itu menuntut: mana bagian yang 2 juta itu. Agar mereka mulai sejahtera (kalyan).