Pengelola Borobudur Genjot Homestay agar Panen Wisman
jpnn.com - jpnn.com - PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWC), menggenjot upaya untuk mendatangkan 2 juta wisatawan mancanegara (wisman) pada 2019 mendatang. Jurus terkini yang diterapkan agar semakin banyak wisman berkunjung ke Candi Borobudur adalah memperbanyak homestay di desa-desa di sekitar candi Budha terbesar di dunia itu.
Di setiap desa dibangun 20 kamar homestay. Karena di sekitar kawasan Borobudur ada 20 desa, maka perusahaan BUMN itu membangun 400 kamar baru.
Bulan ini saja sudah ada tiga desa yang memiliki homestay baru. Berarti sudah ada tambahan 60 kamar. Diharapkan di tahun 2017 ini, pembangunan homestay untuk 20 desa bisa tuntas.
“Homestay ini benar-benar bangunan baru dengan desain khusus. Bukan meng-upgrade yang sudah ada. Kita ingin membuat standarisasi dengan membuat baru sebagai contoh. Kita kejar-kejaran dengan waktu,” kata Direktur Utama PT TWC Edy Setijono, Selasa (7/3).
Anggaran pembangunan setiap homestay adalah Rp 70 juta per kamar. Jika satu di satu desa dibangun 20 kamar, maka dana yang dikucurkan sebesar Rp 1,5 miliar per desa. Dengan biaya sebesar itu, bangunan homestay pun terlihat cantik.
Homestay ini dibangun di lahan desa atau tanah milik warga yang bisa dikerjasamakan. Hal ini dilakukan agar masyarakat ikut merasakan kue pembangunan di sektor pariwisata. Masyarakat pun benar-benar disiapkan agar menjadi tuan rumah yang baik bagi wisatawan.
Tyo -panggilan akrab Edy Setijono- lantas menguraikan soal target tamu ke Borobudur. Pada 2019, ditargetkan ada 2 juta wisman ke Borobudur. Atau setidaknya 5.000 wisman per hari.
Jika separuh jumlah itu menginap di Borobudur, maka butuh 1000-2000 kamar. Karenanya, homestay bisa menampung limpahan hotel.