Pengembang Dorong Generasi Milenial Segera Beli Rumah
"Bagi mereka memang properti menjadi prioritas terakhir. Mereka lebih suka mengontrak karena soal mobilitas. Padahal jika dilihat dari penghasilan, seharusnya cukup untuk menabung dan berinvestasi," katanya.
Untuk mendorong generasi milenial agar mau membeli rumah, harus didukung dengan sejumlah kebijakan. Karena selama ini masih banyak hambatan yang ditemukan sehingga penjualan properti merosot.
Berdasarkan data yang dihimpun BI, faktor yang menghambat pertumbuhan properti antara lain suku bunga KPR dari 18,84 persen responden, uang muka pembelian rumah dari 16,53 persen responden, pajak dari 15,16 persen responden, kenaikan harga bahan bangunan dari 14,72 persen dan kesulitan mengurus perizinan dari 14,47 persen responden.
Achyar mengatakan salah satu penghambat penjualan properti di Kepri adalah tingginya cicilan rumah.
Biasanya cicilan yang besar mengakibatkan gagal bayar sehingga rumah disita. Apalagi di Kepri, khususnya Batam, dimana harga rumah terlalu cepat meningkat.
Achyar mengatakan salah satu solusinya adalah perbankan berani memberikan tenor lebih panjang untuk pelunasan KPR kepada para pembeli rumah. Tenor pelunasan KPR bahkan ada yang mencapai 20 tahun. "Karena harga rumah jauh lebih cepat naik dibanding gaji," katanya.
Saat ini, suku bunga KPR di Kepri sudah lebih baik. Pada Desember 2018, rata-rata suku bunga KPR mencapai 11,17 persen, turun dibanding September 2018 yang tercatat 11,55 persen.
Sedangkan Ketua Dewan Pertimbangan Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman (Apersi) Khusus Batam, Wirya Silalahi mengatakan Daya beli memang belum benar-benar pulih. Makanya saat ini, tren pasar beralih ke rumah subsidi.