Pengembang SkinCheck.AI Dapat Pendanaan Google dan Diktiristek
jpnn.com - JAKARTA - Seorang mahasiswa dari daerah terluar, perbatasan, dan tertinggal di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, berhasil memukau perusahaan teknologi global, Google, atas kreasinya mengembangkan aplikasi berbasis kecerdasan buatan (AI).
Aplikasi itu bernama SkinCheck.AI, yang dinilai menjadi solusi untuk merawat kesehatan kulit.
SkinCheck.AI dikembangkan oleh Muhammad Risma yang juga mahasiswa aktif di President University Prodi Teknologi Informasi (IT) angkatan 2021.
Atas inovasi itu, Risma kini mendapat pendanaan USD 10 ribu atau sekitar Rp140 juta dari Google dan Kemendikbudristek.
"Saya merasa bangga dan bersyukur bisa menjadi bagian dari tim yang berhasil mendapat pendanaan dari Google dan Diktiristek Kemendikbudristek," kata Risma, Selasa (15/10).
Dia menjelaskan SkinCheck.AI merupakan sebuah aplikasi mobile yang menggunakan teknologi AI atau artificial intelligence dan juga validasi ahli untuk menganalisis masalah kulit. Setelah itu, kemudian merekomendasikan solusi perawatan kulit yang sesuai.
"Ini tidak hanya membuktikan kemampuan teknis dan inovasi yang kami ciptakan, tetapi juga menjadi sebuah pencapaian besar bagi kami sebagai mahasiswa," ungkap Risma.
Pemiliki IPK 3.90 ini juga menyebutkan bahwa salah satu hal yang membuatnya berhasil ialah karena adanya tekad dan ketertarikan yang kuat di bidang teknologi, sehingga mampu merubah ide-idenya menjadi kenyataan.