Pengembangan Industri Hijau Bisa Terwujud Melalui Percepatan Transisi ke Energi Bersih & Digitalisasi
Managing Director Xurya Daya Indonesia Eka Himawan mengungkapkan salah satu kendala yang dihadapi oleh pelaku industri untuk beralih ke energi bersih yakni, biaya investasi awal yang tinggi.
Padahal penggunaan PLTS Atap bagi pelaku industri memiliki peran penting dalam pengembangan industri hijau.
"Maka dari itu, kami menyediakan alternatif pembiayaan instalasi PLTS Atap tanpa investasi sebagai bentuk komitmen kami dalam meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan bagi pelaku industri," jelasnya.
Saat ini, PLTS Atap pada pabrik Cikarang dapat menghasilkan 224 Mwh atau setara dengan 21,6% dari total konsumsi pabrik, mengurangi emisi karbon sebesar 164 ton karbon dioksida (TCO2) dan berhasil menghemat biaya energi sebesar 8%.
Martin Setiawan, Business Vice President Industrial Automation Schneider Electric Indonesia & Timor Leste mengatakan dalam menjalankan komitmen sustainability, penting untuk memastikan sustainability framework dibuat secara strategis dan terukur.
Perusahaan semakin dituntut untuk lebih transparan terhadap dampak bisnisnya terhadap lingkungan, sehingga akurasi data menjadi ujung tombak dalam mengukur keberhasilan dari upaya sustainability. Dan teknologi digital memungkinkan hal tersebut.
“Schneider Electric’s Energy & Sustainability Services menyediakan layanan konsultasi untuk mengembangkan rencana strategis, dan mengimplementasikan proyek dan program untuk memenuhi tujuan energi, sustainability, dan tujuan iklim perusahaan,” tutur Martin dalam diskusi bertajuk Transisi Energi Bersih Menuju Pembangunan Industri Hijau.
Sustainability Business Division (SBD) telah memberi saran kepada ribuan perusahaan global tentang cara mengukur, mengelola, dan mengurangi jejak karbon.