Pengembangan Rute Internasional di Bandara SAMS sudah Tepat
Menurut dia, membuat jalur baru, baik domestik maupun internasional, dianggap salah satu cara “menutup lubang” pendapatan setelah Bandara APT Pranoto beroperasi. Data yang dihimpun Kaltim Post di Angkasa Pura I mencatat, jumlah penumpang internasional dari Bandara Sepinggan cenderung menurun.
Pada 2012, jumlahnya 103.115 orang, baik datang maupun berangkat. Setahun kemudian meningkat menjadi 107.556 orang. Namun, pada 2014 turun menjadi 102.8586 penumpang. Adapun tahun lalu turun menjadi 76.985 orang. Sementara tahun ini dari Januari hingga September, baru 41.924 penumpang.
Sementara itu, pengamat penerbangan Alvin Lie menyatakan, pengembangan rute baru dinilai sudah benar. Namun, rute itu bergantung pasar, mana yang akan dibuka. Dia menilai, yang paling memungkinkan adalah rute-rute ke kawasan Asia Tenggara seperti Malaysia dan Singapura.
“Karena statusnya sudah bandara internasional, Bandara Sepinggan mesti membahas hal tersebut dengan maskapai yang akan melayani penerbangan itu,” ujarnya.
Jadi tak bisa serta-merta sebuah bandara membuka rute internasional. Mesti ada koordinasi dengan maskapai dan bandara di negara yang akan dituju. “Di sana masih ada slot waktu penerbangan atau tidak,” terangnya.
Alvin meneruskan, bandara di seluruh dunia tidak berdiri sendiri. Sebuah bandara di sebuah kota baru akan ramai ketika kota tujuan punya daya tarik. “Baik itu wisata, perdagangan, maupun industri,” tuturnya.
Jadi sebenarnya pekerjaan rumah sekarang adalah mempromosikan kota tempat sebuah bandara berada. Dalam hal ini, apa yang bisa dipromosikan dari Balikpapan. Bukan apa yang ada di Bandara Sepinggan.
“Kalau sekadar bandara yang dipromosikan tak bisa menarik pengunjung. Sebab, bandara hanya sebagai pintu gerbang masuk ke kota tersebut,” jelasnya. Meski gerbang ini dibuat semegah apapun, namun tak ada daya tarik dari kota lokasi bandara, maka tidak ada yang tertarik.