Pengungsi Anak Di Pulau Nauru Mogok Makan
Petugas medis di Nauru mengatakan seorang pengungsi anak laki-laki berusia 12 tahun menjalani unjuk rasa mogok makan selama 2 minggu.
Mereka mengatakan pengungsi anak laki-laki itu telah dibius dan diberi cairan untuk membuatnya tetap hidup.
Pengungsi kelahiran Iran tersebut telah ditahan di pulau itu, bersama dengan keluarganya, selama lima tahun.
Organisasi advokasi pengungsi ‘Doctors for refugees’ telah memantau kesehatan anak itu.
"Para dokter telah mengkhawatirkan anak muda ini untuk waktu yang sangat lama," kata Presiden Doctors For Refugees, Dr Barri Phatarfod.
"Dia mengalami situasi keluarga yang cukup sulit, dan sudah hampir dua minggu sekarang dia menolak makanan dan minuman.
"Dia sangat depresi. Saya tidak benar-benar ingin mengatakan lebih banyak tentang kondisi medis pribadi anak tersebut, tetapi sangat jelas bahwa ketika Anda memiliki seorang anak yang menolak untuk makan atau minum hingga dua minggu mereka akan sangat depresi."