Pengungsi Mulai Terserang Penyakit
Sabtu, 30 Oktober 2010 – 08:12 WIB
Foto: Dok.JPPHOTO/JPNN
Rusman,42, warga Dusun Kalisari, Desa Mranggen, Kecamatan Srumbung, mengatakan, dirinya dan warga di desanya merasakan hujan debu vulkanik itu pada pagi hari. Meski debu itu tidak setebal seperti pada saat erupsi Merapi yang pertama, namun warga semuanya tetap memilih menggunakan masker. Hujan debu itu berlangsung sejak pukul setengah enam pagi, dan menjelang siang debu sudah semakin berkurang.
Petugas Pos Pengamatan Merapi Ngepos, Srumbung, Retiyo menjelaskan, hujan abu yang terjadi merupakan dampak dari awan panas yang berlangsung pada pagi hari. Namun dari pos pengamatan tempat kerjanya, setinggi 25 meter, puncak Merapi tidak lerlihat sama sekali karena tertutup kabut dan awan tebal. Sehingga pihaknya sulit memperkirakan kejadian yang terjadi di puncak gunung.
"Berdasarkan hasil pantauan petugas di Pos Kaliurang, Yogyakarta, awan panas yang terjadi pada pukul 06.10 arah luncuran lava terjadi ke arah Sungai Gendol. Aasap sulvataranya setinggi 0,8 km ke arah barat daya (Magelang),"" paparnya. Sedangkan awan panas pada yang terjadi pada pukul 08.39, asap sulvatara setinggi 1,5 km ke arah barat. Sementara pukul 08.43, asap sulvatara tidak terpantau arah maupun ketinggiannya, karena puncak Merapi tertutup kabut.