Pengunjung Dilarang Masuk Hitech Mall, Pedagang Terpaksa Berjualan di Halaman
jpnn.com, SURABAYA - Sejumlah pedagang elektronik terpaksa berjualan di halaman Hitech Mall Jalan Kusuma Bangsa, Surabaya, Kamis (19/8).
Hal itu mereka lakukan lantaran masyarakat belum diizinkan masuk mal selama pemberlakuan PPKM.
Di lokasi, tampak pedagang yang berjejeran mulai dari penjual laptop, komputer, aksesori hingga tempat servis.
Seperti yang dilakukan Harrisma Store yang sudah tiga hari berada di luar mal mencoba mencari pelanggan.
"Kebijakan dari pihak paguyuban sama mal belum bisa masuk bagi konsumen. Kalau karyawan atau yang punya tenan masih boleh dengan catatan wajib punya kartu vaksin," kata salah satu pekerja, Kiki, Kamis (19/8).
Dia mengaku masih belum mengetahui kapan kebijakan itu akan berakhir.
Meski begitu kegiatan servis masih bisa dilakukan di dalam mal lantaran alat-alatnya dan listrik berada di toko.
"Yang jelas kami rugi sampai 50 persen. Penjualan yang biasanya 100 persen jadi berkurang separuhnya. Biasanya konsumen masuk tanya jawab sekarang enggak bisa," ujar dia.
Sebelum ada larangan pengunjung masuk mal, dalam sehari Kiki mengaku bisa menjual laptop atau komputer sebanyak delapan unit.
"Kalau sekarang cuma satu atau dua, kecuali user atau langganan," ungkap dia.
Hal yang sama disampaikan pemilik servis printer Priyanto yang mengaku mengalami penurunan omzet lantaran tidak ada pengunjung.
Untuk pelanggan tetap, kata Priyanto, biasanya janjian terlebih dahulu.
Apabila ada barang-barang yang diservis atau diminta maka langsung diambilkan ke dalam toko.
"Biasanya janjian lewat WA langsung dibawa ke toko dikonfirmasi kerusakannya," jelas dia.
Pria yang sudah 13 tahun membuka toko di Hitech Mall itu khawatir tidak bisa menggaji kedua karyawannya.
"Kalau lama-lama begini terus ya enggak kerja. Gaji tetap jalan, tetapi pemasukan berkurang. Tokonya tetap bayar listriknya yang enggak karena tidak jalan," ucap dia.
Di tempat yang sama, Ketua Paguyuban Pedagang THR IT Mal Rudi Abdullah mengatakan pihaknya kerepotan dengan aturan pengunjung dilarang masuk. Padahal tempat lain diberi izin.
"Mal lain boleh dengan prokes, pakai barcode, aplikasi pedulilindungi.id. 24 mal di Surabaya itu dipilih Jakarta bukan Disperindag," ungkap dia.
Rudi tak bisa berbuat lebih, jualan yang dilakukan di halaman mal selama tiga hari masih sepi. Dia hanya berharap mal bisa memberikan kelonggaran 25 persen pengunjung bisa masuk.
"Di sini 300 toko yang buka, dulu 1.200, dan pedagang 250. Karyawan juga sudah divaksin 90 persen. Kalau ngikutin prokes kami juga punya satgas," kata dia.
"Semua produk di sini hampir sama, sehingga nanti royokan orang. Kalau ga turun dia ga kebagian customer," tambah Rudi. (mcr12/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru: