Pengusaha Aksesori 'Putar Otak' Hadapi Pasar Aftermarket Tahun Depan
jpnn.com, JAKARTA - Melihat ekonomi global yang saat iini masih fluktuatif, mendorong Perhimpunan Pengusaha Aksesori Mobil Indonesia (PAHAMI), harus segera mengatur strategi baru untuk tahun depan.
Menurut Pahami, seluruh membernya harus semakin bersinergi agar bisa bersaing di industri otomotif Indonesia. Mereka melihat tahun depan akan menghadapi ekonomi yang begitu luar biasa.
"Harapan kami agar sesama member bisa solid, kita semakin bersinergi. Kita juga akan berusaha untuk membuat startegi baru yaitu membangun sistem online untuk kemajuan kita yang lebih baik ke depannya. Nantinya pengguna mau pasang aksesori tidak lagi harus datang ke bengkel, melainkan hanya menunggu di rumah saja," ungkap Founder PAHAMI Irwan Kusuma, di sela acara ulang tahun PAHAMI ke-3 di Jakarta.
Menurut Irwan, dia menilai bahwa kondisi ekonomi nasional dan tren modifikasi merupakan tantangan terbesar bagi penjual aksesori kendaraan pada 2020.
"Tantangan terberat saat ini adalah ekonomi, jika ekonomi membaik maka produk aftermarket juga akan ikut membaik," ungkap pria yang akrab disapa koh Abay.
Untuk tahun ini, Abay berujar penjualan pada semua pengusaha aftermarket tidak mengalami penurunan atau kenaikan. Dia menyebut hanya stabil. Namun Abay mengaku pesimis untuk menghadapi tahun 2020 mendatang.
"Kalau tahun ini itu cenderung stabil-stabil saja. Tapi kami sesama member memiliki pandangan yang agak pesimis pada tahun 2020. Karena saya dengar pemutusan kerja massal pekerja sudah di mana-mana itu juga akan berimbas ke aksesori," terangnya.
Selain faktor ekonomi, tren modifikasi di kalangan pengguna kendaraan juga memengaruhi penjualan aksesori.