Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Pengusaha Angkutan Mengeluh, Penumpang Tak Pernah Penuh

Selasa, 05 Juli 2016 – 17:18 WIB
Pengusaha Angkutan Mengeluh, Penumpang Tak Pernah Penuh - JPNN.COM
Pengusaha angkutan mengeluh lantaran arus mudik sejak H-7 lebaran, hingga H-1 Selasa (5/7) sangat sepi. Foto: BE/JPG

jpnn.com - BENGKULU – Anjloknya harga komoditi menjelang Hari Raya Idul Fitri 1437 Hijriah tahun ini berimbas ke pengusaha angkutan di Bengkulu. Sedikitnya 420 pengusaha angkutan di Provinsi Bengkulu mengeluh. 

Sejak H-7 lebaran, hingga H-1 kemarin (5/7), arus mudik sepi. Bahkan ratusan kendaraan baik jurusan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP)  yang ada di terminal tidak beroperasi.

Suryanto (45), pengusaha angkutan AKAP di Bengkulu mengatakan pihaknya sudah menyediakan 8 unit bus. Tetapi yang berangkat hanya 2-3 unit. Itupun isi penumpang tidak begitu penuh. Jalur yang dilayani, Bengkulu-Lampung-Jakarta.

“Penumpang yang masih ada dari Jakarta ke Bengkulu. Sedangkan Bengkulu-Jakarta sepi. untuk biaya operasional saja sulit. Jadi kini dari Bengkulu ke Jakarta lebih banyak membawa paket daripada penumpang. Tahun ini ekonomi sedang lemah, sehingga pengusaha angkutan mengeluh,” bebernya, kemarin (5/7).

Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Provinsi Bengkulu Syaiful Anwar mengakui sepinya penumpang arus mudik tahun ini. Sebanyak tiga terminal di Kota Bengkulu lengang. Penurunan penumpang jalur angkutan darat mencapai 40-50 persen dibandingkan tahun 2015.

“Untuk bisa memberangkatkan dua bus AKAP dan AKDP sulit. Sebab penumpang sepi. Padahal untuk ongkos mayoritas tidak ada kenaikan walaupun sudah ditetapkan batas atas kenaikan dibolehkan 15 persen dari tarif lama. Untuk membayar gaji karyawan sopir dan kernet serta  operasional angkutan terpaksa menggunakan modal,” keluh Syaiful Anwar kepada RB.

Dikatakan Syaiful Anwar, penyebab minimnya pemudik, disebabkan beberapa faktor. Pertama anjloknya harga komoditi. Seperti karet, sawit yang sudah sejak sebulan terakhir ini jauh dibawa harapan masyarakat. Di sisi lain bertepatan juga akan memasuki tahun ajaran baru, sehingga masyarakat lebih memilih tidak mudik dan biaya mudik digunakan untuk anak sekolah tahun ajaran baru.

“Sekarang juga walaupun mudik, banyak masyarakat mengunakan kendaraan pribadi. Seperti kendaraan roda dua dan empat. Ditambah lagi ongkos pesawat juga masih terjangkau oleh masyarakat,” paparnya.

BENGKULU – Anjloknya harga komoditi menjelang Hari Raya Idul Fitri 1437 Hijriah tahun ini berimbas ke pengusaha angkutan di Bengkulu. Sedikitnya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News