Pengusaha AS Kritik UU Pertambangan
Kalla Segera Siapkan Peraturan PelaksanaanMinggu, 08 Februari 2009 – 07:39 WIB
BRUSSELS - Wakil Presiden Jusuf Kalla bertemu 30 pimpinan perusahaan pertambangan Amerika Serikat saat berkunjung ke Washington D.C., 4-6 Februari lalu. Wapres menyampaikan kondisi perekonomian di Indonesia. Sebaliknya, para pengusaha AS memberikan masukan tentang kebijakan investasi di Indonesia.
Ketua Kadin Komite Amerika Serikat Sofjan Wanandi saat di Brussels, Belgia, mengatakan, dalam pertemuan tersebut perusahaan pertambangan di AS rata-rata mempersoalkan UU pertambangan yang baru disahkan DPR. ''Menurut mereka, UU tersebut terlalu membatasi,'' kata Sofjan Wanandi sebagaimana di laporkan wartawan JAWA POS Tomy C. Gutomo dari Brussels, Belgia, kemarin.
Sofjan tidak merinci pasal-pasal mana yang dianggap mempersulit. Menurut Sofjan, meski merasa terhalang UU, mereka sebenarnya antusias untuk meningkatkan investasi di Indonesia. ''Mereka beranggapan, sejak pemerintahan Obama, Indonesia akan menjadi negara yang lebih dekat dan penting bagi Amerika. Sebab, ada kedekatan antara Obama dan Indonesia,'' kata Sofjan.
Beberapa perusahaan minyak, seperti Shell, Chevron, dan Exxon, ingin meningkatkan kapasitas produksi di Indonesia. Exxon Mobile, misalnya, kata Sofjan, sangat ingin mempercepat realisasi produksi minyak 20 ribu -30 ribu barel per hari di Cepu. ''Mereka berharap segera mendapat izin membuka storage atau kilang di tengah laut,'' kata ketua asosiasi pengusaha Indonesia (Apindo) itu.