Penjabat Bupati Herman Mengajak Masyarakat Meneladan Para Pangeran Sumedang
jpnn.com - SUMEDANG - Penjabat Bupati Sumedang Herman Suryatman menjernihkan pernyataannya saat memberikan sambutan pada Haul Pangeran Sugih di alun-alun Sumedang, Sabtu (23/9).
Herman juga sekaligus mengklarifikasi isi surat yang dilayangkan Rukun Wargi Sumedang (RWS) Pengurus Cabang Sumedang kepada DPRD Kabupaten Sumedang yang mempertanyakan pernyataannya itu, tepatnya tentang kata 'pangeran'.
Herman menuturkan kata 'pangeran' dimaksud merupakan kiasan atau makna konotatif (untuk menggugah rasa), bukan makna denotatif (makna sebenarnya).
"Saya menyampaikan pernyataan itu dalam konteks keberlanjutan kepemimpinan pada acara haul Pangeran Sugih," katanya pada Rabu (27/9).
"Saya sampaikan bahwa pada masa lalu Sumedang memiliki pemimpin yang membanggakan seperti Pangeran Sugih, Pangeran Kornel dan Pangeran Mekkah."
"Spirit dari kepemimpinan Pangeran Sumedang harus diambil serta mengadaptasikannya dengan tantangan masa kini. Jadi kata 'Pangeran' tersebut disampaikan dalam konteks kepemimpinan untuk menggugah rasa (memotivasi), bukan pengertian sebenarnya sebagai gelar keturunan raja," imbuhnya.
Menurut Herman, contoh kiasan atau kata yang menggugah, seringkali terdengar seperti julukan 'Pangeran Biru' sebagai kiasan atas kebanggaan kepada tim Persib.
Ada juga kata 'Cadas Pangeran', yakni nama jalan di Sumedang yang mengabadikan perjuangan Pangeran Kornel dalam pembangunannya.