Penjara Hati, Sebuah Pameran dari Nuraeni
"Nuraeni tak menghayati jendela lukisan sebagaimana para pelukis pemandangan alam membayangkan hamparan keindahan alam yang terletak ‘di balik’ bingkai kanvas lukisan," imbuhnya.
Menurut Rizki, Nuraeni belajar mengenal dan memahami bahwa pokok yang molek dalam ekspresi sebuah lukisan justru adalah kesatuan kekuatan hidup yang dipancarkan oleh interaksi kehidupan orang-orang biasa di antara hamparan alam yang tidak hanya indah tetapi juga mengandung misteri hidup yang tak terukur.
"Cara belajar Nuraeni membiasakan dirinya untuk memahami gambaran dinamika kehidupan orang-orang biasa sebagai wujud pernyataan ekspresi seni yang tidak biasa," ujar Rizki.
Nuraeni belajar melukis langsung dari seorang pelukis yang dinggap oleh para sejarawan seni sebagai salah satu bagian dari tiga sosok penting yang membentuk perkembangan seni lukis Indonesia, yaitu Sudjojono, Affandi, dan Hendra Gunawan.
Lukisan-lukisan Nuraeni adalah imajinasi tentang sebuah bidang lukisan sebagai jendela, yang dipahami secara jelas dan langsung sebagai ruang dan dinding penjara yang memisahkan dirinya dengan realitas hidup yang dipahami oleh masyarakat secara umum.
Ruang dan dinding-dinding penjara memisahkan Nuraeni dari ‘pemandangan’ tentang keluarga, teman-teman yang pernah dikenalnya, alam tatar Parahiyangan yang indah, atau realitas hidup keseharian mayarakat.
Tidak semua orang diharuskan untuk menjadi terbiasa menghidupi jeruji pemisah antara hidup yang dijalani dengan realitas bebas di luarnya.
"Sebagai sebuah pengalaman, Nuraeni tak hanya menerima ‘turunan’ format bentuk-bentuk dan cara-cara komposisional bidang gambar dari Hendra Gunawan. Dia juga manafsirkannya menjadi cara membentuk bidang gambar berdasarkan dunia perasaan yang dialaminya sendiri," kata Rizki.