Penjelasan BNPB soal Dampak Gempa 7,1 SR di Maluku Utara
jpnn.com, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendapatkan informasi dari BPBD Halmahera Barat bahwa belum ada laporan dampak kerusakan maupun korban pascagempa 7,1 SR di Maluku Utara pada Kamis malam (14/11). Sebagian warga dikabarkan sudah kembali ke rumah mereka masing-masing dan beraktivitas normal.
Kepala Pelaksana BPBD Halmahera Barat Imron Loloroi mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan patroli dan pendataan terkait situasi di lapangan. "Gempa susulan dirasakan cukup kuat," kata Imron melalui pesan digital pagi ini, Jumat (15/11).
Sementara itu, situasi Kota Bitung dalam kondisi normal. Namun masih ada masyarakat yang bertahan di tempat tinggi karena ada gempa susulan. Hingga saat ini belum ada laporan kerusakan dan korban jiwa.
Pantauan di Kota Ternate menggambarkan bahwa aktivitas masyarakat cenderung normal. Pusdalops BNPB menerima informasi yang menyebutkan belum ada laporan warga kota terkait kerusakan, termasuk korban.
BPBD Kota Ternate masih intens melakukan pemantauan sambil mengkomunikasikan dengan pihak Kelurahan Mayau, Kecamatan Batang Dua serta pulau lain di wilayah terluar dari Kota Ternate yang berdekatan dengan pusat gempa.
"Pihak kelurahan setempat masih melakukan pendataan terkait kerusakan di wilayah tersebut," ucap Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo.
BPBD Kota Ternate juga menginformasikan bahwa warga yang semalam menjauh dari pantai, pagi ini mulai berangsur kembali ke rumah. BPBD mengimbau untuk selalu siap siaga terkait dengan gempa susulan.
Data Pusdalops BNPB mencatat dua orang mengalami luka atas nama Delvi Peo dan Mesin Bunga. Keduanya berasal dari Kecamatan Batang Dua, Kota Ternate. Sedangkan dampak kerusakan, gempa memicu kerusakan di Kota Ternate seperti rumah dan rumah ibadah rusak ringan.