Penjelasan Lengkap Ahmad Basarah, Membela Puan Maharani
“Kalau terpilih untuk memastikan Sumbar menjadi negara yang mendukung negara Pancasila. Jadi, konteks pesan dan amanat Mbak Puan itu disampaikan kepada Mulyadi dan Ali Mukni, yang didukung PDI Perjuangan,” kata Basarah.
Menurutnya, kalimat Puan itu mengonfirmasi kapasitas intelektualnya tentang sejarah politik Indonesia, terutama di dalam membentuk Pancasila sebagai dasar negara.
Ia menambahkan kalimat yang diucapkan itu didasari pemahaman Puan ketika belajar di Fakultas Ilmu Sospol UI terkait tiga tokoh Minang yakni M Yamin, M. Hatta, Agus Salim, bersama dengan para pendiri bangsa yang lain, memiliki peran sangat signifikan di dalam pembentukan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka.
“Mereka semua terlibat di keanggotaan BPUPKI, terlibat dalam Panitia 8, dan terlibat dalam Panitia 9 yang melahirkan Naskah Piagam Jakarta,” kata dia.
Bahkan, lanjutnya, Bung Hatta memiliki peran yang amat penting ketika terjadi perubahan dari Naskah Piagam Jakarta menjadi konsep Ketuhanan Yang Maha Esa.
Sebelumnya, dalam Naskah Piagam Jakarta sila pertama berbunyi “Ketuhanan dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluk-pemeluknya”. Kemudian, berubah menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.
“Ini adalah berkat jasa Bung Hatta. Pada pagi hari sebelum dilakukan sidang PPKI 18 Agustus 1945 beliau melobi tokoh-tokoh Islam agar berkenan tujuh kata tersebut menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa agar persatuan bangsa Indonesia yang baru satu hari dimerdekakan tetap kukuh menjadi bangsa yang bersatu dan berdaulat,” kata dia.
Akhirnya, lanjut dia, lobi Bung Hatta menghasilkan kesepakatan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, sebagai titik temu yang mempertemukan pandangan golongan Islam dan kebangsaan.