Penjual Sayur Pencetak Rekor Dunia Renang
Setiap Tengah Malam Tetap Berjualan di Atas Bak PikapMulyana mengenal renang sejak kecil. Meski cacat fisik, dia cukup berani untuk berlatih olahraga air itu. Bahkan, dia sempat nyaris tewas tenggelam di Waduk Jatiluhur, Purwakarta, tidak jauh dari tempat tinggalnya waktu kecil. Pingsan selama tiga hari pun tidak membuatnya kapok dan terus belajar berenang.
’’Pikiran saya, pokoknya saya harus bisa berenang, meski cacat. Karena itu, saya tidak pernah kapok berlatih, meski hampir mati tenggelam,’’ kenangnya.
Keteguhan mentalnya itu berlanjut saat dia berbisnis sayuran. ”Kalau dihitung sejak awal, sudah tidak terhitung berapa kali saya jatuh bangun membesarkan bisnis sayuran ini. Tapi, saya tidak mau menyerah. Saya terus berupaya sampai berhasil,” kata suami Enur, 30, tersebut.
Bagi Mulyana, berdagang sayuran sudah lebih dari sebuah pekerjaan sehari-hari. ”Usaha dagang ini mengajarkan kepada saya bagaimana bertahan hidup. Saya sudah tahu susahnya hidup dari sini dan saya tidak akan pernah melupakannya. Selamanya saya akan berdagang sayuran meski saya menjadi juara dunia renang,” tegasnya.
Sementara itu, atas prestasinya dalam Asian Paragames 2014, Mulyana berhak tampil di kejuaraan Paralympic 2016 di Brasil. Dia akan berlatih lebih keras agar bisa meraih prestasi yang membanggakan bagi bangsa Indonesia. Dia juga berharap bisa mengajak ibunya (Uju), istri, dan anak semata wayangnya, Mila Amora Maulina, 2, untuk berhaji ke Tanah Suci. ”Itu jadi cita-cita terbesar dalam hidup saya. Semoga bisa tercapai,” harapnya. (*/c5/c9/ari)