Penumpang Sesak Napas, Lion Air Alihkan Pendaratan, Korban Meninggal Dunia di RS
“Kira-kira 120 menit setelah lepas landas dari Jayapura, penumpang dimaksud mengaku sesak di bagian dada kemudian tidak sadarkan diri,” ungkap Danang.
Ia menambahkan Pimpinan Awak Kabin atau Senior Flight Attendant (SFA) Emeralda Francisca, bersama kru lainnya menghampiri langsung guna mengetahui kondisi aktual penumpang.
Setelah mendapatkan informasi detail dan pengamatan, SFA segera melakukan pengumuman apakah dalam penerbangan terdapat profesi dokter. “Di penerbangan JT-797 tidak terdapat tenaga medis (kesehatan),” katanya.
Danang melanjutkan, berdasar prosedur kerja penanganan penumpang, awak kabin segera memberikan POB (tabung oksigen portabel) dengan tindakan melonggarkan pakaian yang mengikat, membersihkan wajah penumpang, menyandarkan kursi serta memasangkan masker oksigen.
Ia menjelaskan, dalam situasi seperti itu dan guna memberikan pelayanan terbaik, Pilot Capt Bellia Dody Setiawan setelah koordinasi dengan awak kabin memutuskan untuk pengalihan pendaratan (divert) ke bandara terdekat, yakni Bandara Internasional Pattimura.
“Pilot menginformasikan kepada petugas lalu lintas udara dan petugas darat, dalam penerbangan terdapat satu penumpang yang membutuhkan penanganan kesehatan lebih lanjut,” katanya.
Danang menjelaskan, pukul 16.09 WIT, petugas layanan darat Lion Air di Bandara Internasional Pattimura menghubungi tim medis serta rumah sakit terdekat. Pesawat pun mendarat pada 16.22 WIT di Bandara Internasional Pattimura.
Menurut Danang, ketika posisi pesawat sudah sempurna dan berada di landas parkir, tim medis bersama petugas Lion Air melakukan penanganan dan penjemputan dari pintu pesawat bagian belakang, kemudian dibawa ke rumah sakit.