Penunjukan 12 Wakil Menteri Bertentangan dengan Hasrat Merampingkan Birokrasi
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat Politik Ubedilah Badrun mengkritik keputusan Presiden Jokowi menunjuk 12 wakil menteri atau wamen di Kabinet Indonesia Maju. Menurut dia, penunjukan wamen terkesan sebagai pembagian kue kekuasaan.
"Pengangkatan wakil menteri yang dilakukan presiden terpilih Joko widodo masih terkesan dominan bagi-bagi kue kekuasaan. Baik yang berasal dari kelompok politik, maupun yang diklaim sebagai kelompok profesional," kata Ubedilah dalam pesan singkatnya, Minggu (27/10).
Selain itu, kata dia, penunjukan wamen kontraproduktif dengan pernyataan Jokowi. Sebab, Jokowi pernah mengungkapkan keinginan agar pemerintahan ke depan berjalan efisien, dengan melakukan perampingan birokrasi.
"Pengangkatan belasan wakil mentri itu bertentangan dengan prinsip efisiensi dan perampingan birokrasi yang sering didengung - dengungkan Presiden Jokowi," kata
Sebelumnya Presiden Jokowi mengumumkan 12 Wamen untuk Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jumat siang (25/10) kemarin.
Dari 12 nama itu, muncul nama Direktur Utama Mining Industry Indonesia (MIND ID) Budi Gunadi Sadikin atau BGS, Mantan Bendahara Umum Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Sakti Wahyu Trenggono, dan Politikus PPP Zainut Tauhid. (mg10/jpnn)
Berikut 12 nama wamen di Kabinet Indonesia Maju:
1. Mahendra Siregar, Wakil Menteri Luar Negeri
2. Sakti Wahyu Trenggono, Wakil Menteri Pertahanan
3. Zainut Tauhid, Wakil Menteri Agama
4. Suahasil Nazara, Wakil Menteri Keuangan
5. Jerry Sambuaga, Wakil Menteri Perdagangan
6. Wempi Wetipo, Wakil Menteri PUPR
7. Alue Dohong, Wakil Menteri LHK
8. Budi Arie Setiadi, Wakil Menteri Desa PDTT
9. Surya Chandra, Wakil Menteri ATR/Wakil Kepala BPN
10. Budi Gunadi Sadikin, Wakil Menteri BUMN
11. Kartiko Wirjoatmodjo, Wakil Menteri BUMN
12. Angela Tanoesoedibjo, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif