Penyanyi dan Penonton Sama – sama Menangis
Proses pemulihan masih berlangsung. Dengan berat hati, acara pun dibatalkan pada 10 Oktober 2018. Sebulan sebelum acara berlangsung.
Para personel HIVI! merasakan kesedihan yang sama. Selain berduka atas musibah yang melumpuhkan Palu, mereka sedih ketika sebuah acara batal. ’’Kami kan pernah jadi anak SMA. Tahu lah rasanya kalau acara yang ditunggu-tunggu batal,’’ ungkap Febri.
Namun, HIVI! tetap menunjukkan empati. Keempat personel dan tim manajemen tidak meminta biaya ganti rugi pembatalan sesuai dengan ketentuan bisnis. Pihak HIVI! berpesan agar keluarga besar Al-Azhar tetap berfokus pada pemulihan daerah sekitar mereka pascabencana dan menenangkan diri.
Suatu ketika, menjelang akhir tahun, sebuah niat mulia tercetus dari seorang kru manajemen HIVI! yang punya keluarga di Palu. Sebagai nazar atas kesuksesan dan target yang tercapai selama 2018, HIVI! ingin melakukan semacam kegiatan sosial.
Akhirnya, Palu dipilih sebagai lokasi aksi sosial. HIVI! pun jadi teringat kembali para siswa SMA Al-Azhar Mandiri yang menantikan mereka.
Maka, selain melakukan bakti sosial di sejumlah lokasi, HIVI! memutuskan untuk mengadakan semacam konser amal di SMA Al-Azhar Mandiri. Dengan biaya sendiri, termasuk transportasi dan akomodasi. HIVI! meminta tolong pihak SMA Al-Azhar Mandiri untuk menyediakan keperluan konser dengan menggunakan dana dari mereka.
Saat diberi tahu tentang hal itu, pihak SMA Al-Azhar Mandiri kaget. Awalnya, mereka mengira HIVI! hanya membantu dalam bentuk sumbangan. Mereka juga bingung, siapa yang akan menyelenggarakan konser.
’’Saya pikir kayak DP 60 persennya dikembalikan gitu. Ternyata, selain dikembalikan, mereka juga kasih bantuan dan konser,’’ ujar Akhlis, Wakasek Kesiswaan SMA Al-Azhar Mandiri.