Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Penyebutan 'Harmony Day' Diperdebatkan di Australia karena Sejarah Kelam di Baliknya

Selasa, 21 Maret 2023 – 22:59 WIB
Penyebutan 'Harmony Day' Diperdebatkan di Australia karena Sejarah Kelam di Baliknya - JPNN.COM
Tanggal 21 Maret 1960, ribuan pengunjuk rasa tidak bersenjata berkumpul di luar kantor polisi di Afrika Selatan menyerukan diakhirinya hukum apartheid sebelum mereka ditembaki oleh polisi. (ABC News)

"Ketika itu pemerintahannya berhaluan konservatif, tidak mau mengakui adanya rasisme, tidak mau meminta maaf kepada penduduk asli. Pernah ada kementerian imigrasi dan multi budaya namun pemerintahan Howard menghilangkan kata multi budaya," katanya.

"Saya kira itu memang langkah politik yang disengaja. Ini sesuatu yang bisa kita pertanyakan sekarang."

'Kami mengenang dengan rasa berduka'

Pearl Proud merasa bangga dibesarkan di zaman apartheid di Afrika Selatan sebelum kemudian pindah untuk tinggal di Perth, Australia Barat.

Dia merasa kesulitan untuk menggabungkan perayaan 21 Maret dalam suasana kegembiraan dengan perasaan sedih mengingat pembantaian Sharpeville.

"Saya tidak tahu berapa banyak orang yang menghubungkan Harmony Day dengan apartheid. Kami mengenang dengan rasa berduka kalau Anda berasal dari Afrika Selatan," katanya.

"Harmony Day sepertinya adahal hal yang terpisah dari itu semua karena di sini menjadi hari perayaan dan bukannya hari berduka."

Hubungan Proud dengan 21 Maret menurutnya bercampur aduk.

Dia menikmati perayaan mengenai kehidupan multi budaya di Australia dan terlibat dalam menyelenggarakan berbagai acara.

Tanggal 21 Maret dirayakan di seluruh dunia sebagai Hari Internasional bagi Penghapusan Diskriminasi Rasial, memperingati pembantaian brutal di Afrika Selatan lebih dari 60 tahun lalu

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News