Peran Petani Wujudkan Program dan Layanan Pertanian Bersih dan Bebas Pungli
jpnn.com, MAKASSAR - Untuk yang kesekian kalinya, Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian menyelenggarakan kegiatan akbar "Pembinaan Tekad Antikorupsi Melalui Protani untuk Mewujudkan Program Swasembada Pangan Berkelanjutan dan Layanan Pertanian Yang Bersih dan Bebas dari Pungli Tahun 2017" di Grand Clarion Hotel Makassar, Sulsel (1/8).
Pembinaan Protani ini lebih diarahkan untuk mereproduksi Tunas Integritas untuk STOP Pungli pada Program dan Pelayanan Pertanian (Protani).
Kegiatan ini dihadiri oleh Staf Ahli Gubernur Sulawesi Selatan, Kepala Dinas Propinsi, Kabupaten/Kota, Babinsa, Penyedia Barang/Jasa Bidang Pertanian dan UPT lingkup Kementerian Pertanian.
Saat pembukaan, Abdul Haris yang mewakili Gubernur Sulsel menyampaikan bahwa Provinsi Sulsel mendukung program Kementerian Pertanian dalam keberlanjutan ketahanan pangan dengan mengalokasikan sejumlah dana APBD, dan juga mampu mengekspor beras ke berbagai propinsi di Indonesia.
Dijelaskan juga bahwa pemerintah yang bersih (Good Goverment) adalah dambaan masyarakat yang mampu memberikan kesejahteraan melalui pelayanan yang berkualitas.
Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian Justan Riduan Siahaan menyampaikan bahwa Indonesia tercatat menduduki peringkat ke-21 dalam Indeks Keberlanjutan Pangan (Food Sustainability Indeks/FSI) dengan skor 50,77.
Riset FSI disusun dari 58 indikator yang mencakup empat aspek yaitu secara keseluruhan (overall), pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture), kehilangan atau penyusutan pangan dan limbah(food loss and waste), serta aspek gizi (nutritional challenges). Untuk pertanian berkelanjutan Indonesia berada diperingkat 16 dengan skor 53,87.
Dari aspek food loss and waste Indonesia berada di peringkat 24 dengan skor 32,53 dalam upaya mengatasi masalah kehilangan makanan (food loss).