Perang Antinarkoba Duterte Semakin Berdarah, Sehari 32 Tewas
jpnn.com, MANILA - Kepolisian Nasional Filipina (Philippine National Police alias PNP) menggelar 49 razia narkoba serentak di sembilan distrik berbeda di Provinsi Bulacan.
Operasi itu berlangsung sejak Selasa (15/8) sampai kemarin, Rabu (16/8). Dalam waktu kurang dari 24 jam, 32 orang yang diduga pengedar dan pemakai narkoba tewas.
PNP mengklaim seluruh korban tewas sebagai penjahat narkoba. ”Kami ingin membuat para penjahat narkoba terkejut dan takut,” kata Romeo Caramat, kepala kepolisian Bulacan, dalam jumpa pers di Kota Manila kemarin. Selain menewaskan 32 orang, razia besar-besaran itu mengamankan 109 tersangka penjahat narkoba.
Jumlah korban tewas dalam operasi antinarkoba tersebut memecahkan rekor terbanyak sejak Presiden Rodrigo Duterte mendeklarasikan perang terhadap narkoba pada 1 Juli 2016.
Namun, menurut Caramat, polisi hanya menembak para tersangka yang melawan atau malah menyerang petugas lebih dulu. Dia menegaskan, seluruh personel yang terlibat dalam razia tidak akan menembak jika tidak terpaksa.
”Kami tahu ada pihak-pihak yang tidak akan percaya pada laporan kami ini. Tapi, kami terbuka dan siap diinvestigasi,” tegas Caramat.
Lantas, dia mengakui bahwa dalam razia antinarkoba tersebut, aparat sangat sulit mengendalikan keadaan. Sebab, reaksi para tersangka tidak bisa ditebak.
Namun, dia berani menjamin bahwa aparat selalu berusaha meminimalkan terjadinya konflik dan pertumpahan darah.