Perang Antinarkoba Duterte Semakin Berdarah, Sehari 32 Tewas
”Kami tidak pernah melanggar. Semuanya sudah sesuai dengan prosedur,” ujar Caramat tentang razia yang digelar di Distrik Angat, Balagtas, Baliwag, Bocaue, Bustos, Calumpit, Guiguinto, Hagonoy, dan Malolos tersebut.
Dalam razia itu, polisi mengamankan banyak barang bukti. Mulai sabu-sabu, ganja, hingga senjata. Senjata yang dimaksud adalah 34 pistol, 2 granat, dan 114 amunisi.
Caramat berharap operasi besar-besaran yang menimbulkan korban tewas terbanyak sepanjang razia antinarkoba pada era Duterte itu bisa mengirimkan sinyal jera kepada para penjahat narkoba di Filipina.
Kendati menuai kritik tajam dari seluruh penjuru dunia, Duterte menegaskan bahwa kampanye antinarkoba yang digagasnya sejak sebelum menjadi presiden itu tidak akan berubah.
”Ada 32 orang yang tewas dalam razia besar-besaran di Bulacan. Itu kabar bagus. Mari kita bunuh 32 tiap hari. Mungkin, dengan cara itu, kita bisa menyembuhkan negeri ini dari penyakit yang menggerogotinya,” tegas Duterte mengenai razia tersebut.
Meski demikian, pemimpin 72 tahun itu menyatakan bahwa perang melawan narkoba tidak akan tuntas dalam era kepemimpinannya. Kampanye itu memerlukan kesinambungan.
Tentang kritik masyarakat internasional terhadap PNP yang kabarnya semena-mena membunuh tersangka narkoba, Duterte punya kebijakan tersendiri.
Mantan wali kota Davao itu mengaku akan melindungi para personel yang terpaksa menembak tersangka narkoba dalam upaya membela diri.