Perang Dagang AS-Tiongkok Berdampak Positif Bagi Batam
"Maruho tadi sudah grand opening. Mereka itu tidak perlu banyak pekerja karena banyak pakai mesin automatis. Perusahaan itu produksi komponen eletronik. Pekerjanya sekitar 20-an saja. Kalau Pegatron dan Simatelex itu butuh banyak nanti," ungkapnya.
Sejak masuknya Pegatron, sinyal perbaikan investasi di Batam diperkirakan akan semakin bagus di tengah berlangsungnya perang dagang antara Amerika dan Tiongkok ini.
Baca: Pemindahan Ibu Kota Indonesia Mengerucut ke Dua Provinsi
Meskipun sedang memasuki masa transisi peralihan pimpinan, Badan Pengusahaan (BP) Batam tetap akan menjalankan program untuk mengawal investasi.
"Rencana investasi 2019 itu terdiri mengawal pelaksanaan komitmen rencana 20 bisnis penanam modal asing (PMA) dan PMDN yang sudah mendapatkan alokasi lahan," kata Kasubdit Humas BP Batam, Muhammad Taofan.
Begitu juga dengan mengawal rencana Pegatron yang merupakan perusahaan elektronik Taiwan kedua terbesar setelah Foxcoon yang akan segera beroperasi di Batamindo pertengahan tahun ini.
"Lalu rencana ekspansi produksi di Sat Nusapersada, dimana produksi HP Xiaomi naik dari 1 juta unit per bulan menjadi 2 juta dan pembangunan proyek proverty Nuvasa Bay seluas 230 hektar," ungkapnya.
Kemudian pengembangan Bandara Hang Nadim dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).Nilai investasinya Rp 4 triliun. Pengembangan Water Treatment Plant (WTP) Tembesi dengan skema KPBU dan nilai investasinya Rp 300 miliar.